Sampai setua ini… Saya akhirnya menyimpulkan dua hal yang kita “tidak boleh” dalam menjalani hidup ini, pertama kita tidak boleh kehilangan harapan, kedua kita tidak boleh berhenti mencoba.
Ada yang tidak setuju? Oh, boleh saja… Ini-kan cara saya menjalani hidup ini. Orang lain boleh saja tidak setuju. Misalnya ada seorang yang pernah saya kenal. Ia melakukan percobaan bunuh diri, tidak tanggung-tanggung, menggunakan piring dan menyayat nadinya. Kenapa ia melakukan itu? Saya tidak pernah berani membahasnya dengan yang bersangkutan secara langsung. Tentu saja karena ini hal sensitif. Apakah akibat tindakan percobaan bunuh diri ini, tentu pihak yang menemukan panik dan berusaha menyelamatkannya.
Apa sih bunuh diri itu? Menurut Sakinofsky, “bunuh diri” atau “suicide” adalah tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri. Bunuh diri sering dilakukan sebagai akibat putus asa, penyebabnya juga yang sering dikaitkan gangguan mental seperti depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, gangguan emosi tidak stabil, kecanduan alkohol dan penyalahgunaan obat. Faktor-faktor lainnya yang berperan antara lain tekanan seperti kesulitan keuangan atau kesulitan dalam hubungan inter-personal. Pencegahan atas upaya bunuh diri bisa dengan membatasi akses/jangkauan pada senjata api, terapi pada gangguan jiwa dan penyalahgunaan obat-obatan, dan perbaikan situasi ekonomi. Meskipun terdapat banyak layanan hotline/krisis tersedia, namun sedikit sekali bukti bahwa fasilitas tersebut berfungsi secara efektif.
Kalau ada di sekitar teman-teman yang mengetahui ada upaya bunuh diri mungkin harus mempelajari upaya pencegahan bunuh diri.
Namun, kembali ke pendapat saya di awal, jika kita tidak pernah kehilangan harapan dan tidak pernah berhenti untuk mencoba, niscaya – tidak ada terbersit niat untuk bunuh diri. Karena teman hidup ini indah 🙂